Jumat, 13 Mei 2016

MEMILIH HIDUP YANG TERARAH



MEMILIH HIDUP YANG TERARAH

ANDY ISKANDAR

@iskandar-andy iskandar andy@gmail.com

Judul     : International Living
Penulis  : John C. Maxwell
Penerbit: Center Street Books, 2015
Tebal    : 271 halaman

 John Maxwell adalah penulis produktif. Hampir setiap tahun, satu atau dua buku karyanya  hadir di toko buku. Saya pernah mendengar dari salah satu audionya. Rahasia dia bisa begitu produktif menghasilkan buku best seller karena dia membaca buku dan menulis setiap hari. Tidak ada alasan, apakah hari libur, hari ulangtahun, atau hari apa pun, setiap hari dia membaca dan menulis. Dengan sikap dan disiplin seperti itu, tidak mengherankan Maxwell  sangat produktif dalam menghasilkan buku-buku berkualitas. Suatu gaya hidup yang diarahkan oleh tujuan.  
Apa cerita dari hidup Anda? Buku ini dimulai dengan pertanyaan tersebut. Karena, hidup kita memang  mirip cerita dengan kita sebagai tokoh utamanya. Cerita dimulai pada saat kita lahir dan berakhir pada saat kita tiada. Maxwell mangatakan bahwa sebenarnya apa pun cerita hidup kita, kita semua ingin memiliki hidup yang berguna. Memiliki cerita hidup yang signifikan. Lalu, bagaimana caranya agar kita memiliki hidup yang berguna? Dengan memiliki hidup yang terarah setiap hari. Hidup yang terarah artinya setiap hari kita memiliki rencana yang mau kita lakukan dan mengubah rencana tersebut menjadi tindakan.
Ada empat langkah agar memiliki hidup yang terarah. Pertama, taruh diri kita disetiap cerita hidup kita. Kita perlu menemukan tujuan kita, the why , dan mulai melangkah untuk mencapainya. Apa pun kekurangan dan hambatan yang kita miliki saat ini jangan biarkan hal tersebut menghalangi kita untuk memulai cerita hidup yang terbaik bagi hidup kita.  Diri kita adalah sang jagoan dalam cerita hidup kita sendiri.
Kedua, taruh signifikansi di dalam cerita kita. Untuk memasukan signifikansi dlm cerita kita, kita perlu melakukan hal-hal di luar zona nyaman kita dan melakukan action. Zona nyaman sering menghalangi untuk melakukan berbagai perubahan yang diperlukan dalam hidup karena kita tidak mau repot dan tidak mau menghadapi beragam kesulitan yang akan muncul. Ketakutan dan kekhawatiran adalah penghalang utama untuk melakukan tindakan sehingga kita terus menunggu dan menunggu waktu yang ideal. Ketika keluar dari zona nyaman dan mulai melakukan aksi, mungkin awalnya cerita hidup kita belum baik , tetapi hati kita akan bernyanyi karena sudah melakukan tindakan yang signifikan.
Ketiga, taruh kekuatan kita di dalam cerita kita. Gunakan kekuatan yang sudah diberikan Tuhan dalam diri kita untuk menulis cerita hidup kita. Ada tiga pertanyaan untuk mengenali kekuatan dalam diri kita. Apa bakat yang kita miliki? Apa hal yang kita sukai? Apakah kita memiliki sumber daya sebagai alat bantu kita? Dengan menjawab ketiga pertanyaan tersebut , kita akan memiliki kekuatan sebagai dasar dari cerita hidup kita.
Keempat, berhenti mencoba dan mulai melakukan. Apakah Anda sering berkata , “Saya akan mencoba yang terbaik.” Itu adalah sikap mencoba yang artinya , “Saya akan bekerja dengan sikap yang benar dan saya akan melakukan tugas tersebut, tetapi saya tidak bertanggung jawab atas hasilnya.” Mencoba bukanlah komitmen yang sesungguhnya. Ubah sikap mencoba dengan sikap melakukan. Ada kekuatan dari kata melakukan. Ketika kita melakukan, “Saya akan melakukannya,” kita akan melepaskan suatu kekuatan. Melakukan akan membantu kita untuk menghidupi cerita hidup kita dengan terarah.
Buku ini terbagi dalam empat bagian besar dan masing-masing terdiri dari dua bab, kemudian, ada dua bab di awal sebagai bab pendahuluan yaitu hidup kita dapat menjadi cerita yang hebat dan mengapa maksud baik tidaklah cukup.
Ada tiga pertanyaan yang memang diajukan untuk menemukan tujuan hidup kita. Pertama, apa yang kita tangisi? (hal-hal yang mengganggu kita, apa yang membuat kita marah, apa yang membuat kita tidak nyaman sehingga kita termotivasi untuk bertindak dan menyelesaikan hal tersebut). Kedua, apa yang kita nyanyikan? (apa yang membuat kita senang, apa yang membuat kita melompat puas). Ketiga, apa yang kita mimpikan? Pertanyaan ini muncul setelah kita dapat menjawab kedua pertanyaan sebelumnya. Pertanyaan ini merupakn pertanyaan lanjutan yang membawa pada berbagai kemungkinan. Pertanyaan diawali dengan “bagaimana jika”. Bagaimana jika kita bisa melakukan apapun yang kita inginkan untuk membuat dunia ini lebih baik? Bagaimana jika kita bisa membuat perbedaan dalam skala yang lebih besar?
Bagian kedua, melakukan sesuatu yang membuat perbedaan. Yakni, bagaimana orang lain lebih dulu memberikan nilai kepada orang lain melalui sweet sport kita. Bagian ini juga membahas pengelompokkan manusia dalam tiga tipe area. Yaitu area Survival, success, dan significance. Tipe survival adalah ketika kita menjalani kehidupan ini sekedar untuk dapat bertahan hidup dengan mengalahkan kehidupan sehari-hari. Tipe success adalah ketika kita sudah mampu memenuhi standar hidup kita, bahkan berlebih, tetapi masih semata-mata untuk diri kita sendiri. Tipe significance adalah ketika kita sudah mulai memikirkan kepentingan orang lain dan membantu kehidupan orang tersebut, bukan hanya memikirkan kebutuhan hidup kita.
Bagian ketiga, bersama orang lain untuk membuat perbedaan. Yakni, berkoneksi dan bermitra dengan orang-orang yang memiliki pemikiran dan nilai-nilai yang sama. Sehebat apapun kita, tak mungkin kita dapat mencapai hal-hal besar seorang diri. Di butuhkan orang lain untuk membantu kita mencapai mimpi besar itu. Jika kita memiliki mimpi yang jelas, orang-orang yang memiliki pemikiran dan nilai yang sama akan datang dengan sendirinya kepada kita.
Bagian keempat, menentukan waktu untuk membuat perbedaan. Bagian ini mengulas tentang kehidupan dengan mengantisipasi dan memunculkan rasa mendesak untuk merebut kesempatan membuat signifikansi. Kesibukan memang kerap membuat kita lupa melakukan hal-hal yang berdampak bagi hidup orang lain, padahal seiring kesempatan itu sudah ada di hadapan kita. Adakah waktu yang ideal untuk membuat perbedaan? Mungkin tidak akan pernah ada. Adakah waktu yang benar? Ya, saat ini, ketika ada ksempatan untuk itu. Karena itu, dibutuhkan kesadaran proaktif untuk melihat kesempatan itu dan memunculkan rasa mendesak untuk tidak melewatkannya saat itu juga.
Buku ini ditutup dengan bab mengenai: tuturkan kepada orang lain, cerita hidup kita. Tentu, tujuan kita menentukan cerita kita kepada orang lain bukan untuk menyombongkan diri, melainkan memberikan pencerahan bahwa kita perlu memiliki hidup yang signifikan. Dan, cerita yang terbaik adalah cerita yang tidak perlu diceritakan melalui kata-kata kita, tetapi melalui dampak nyata yang dihasilkan dampak hidup kita.
John Maxell dikenal sebagai ahli kepemimpinan dan komunikasi. Sebagian besar buku-bukunya juga membahas kedua hal tersebut. Namun, bukunya kali ini lebih banyak berisi mengenai pengalamannya dalam kehidupan. Dia berumur 68 tahun ketika menulis buku ini dan dampak kehidupannya telah mengubah jutaan orang di seluruh dunia melalui buku ataupun program-program kepemimpinan yang dia miliki. Hidupnya merupakan hidup yang signifikan. Melalui buku ini, dia ingin menceritakan bahwa hidup signifikan yang dia miliki adalah hasil dari hidup yang diarahkan setiap harinya oleh tujuan hidup dan kekuatan yang dia miliki.
Maxwell telah memiliki cerita hidup yang signifikan dan dia telah membagikan semua rahasianya dalam buku ini. Saatnya kita memulai cerita hidup kita sendiri sehingga diakhir hidup kita nanti, kita akan disebut oleh orang lain bahwa kita pun telah memiliki hidup yang signifikan. Ada kutipan bagus dari Maxwell “Sukses adalah ketika kita menambahkan nilai untuk diri kita sendiri, signifikan adalah ketika kita menambahkan nilai untuk orang lain.”
Apa cerita dari hidup Anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar