Senin, 04 April 2016

A Piece Paper of Entrepreneurship's Book


A Piece Paper of Entrepreneurship's Book











Assalamualaikum Wr. Wb.....






        Kali Ini kita akan menelisik lebih dalam tentang  Entrepreneurship, Luar biasa memang apabila kita mendengar kata Entrepreneurship. Hal yang pertama muncul dalam fikiran kita pastilah Berdagang atau ikut terjun kedalam lingkup MLM dan kemudian menjadi Top of Membernya. Eitsss.... Tapi patahkan semua fikiran klasik itu guys... hihi :D .... 
      Entrepreneur... adalah salah satu mata kuliah saya yang diampu oleh dosen Bapak Agus Salim Chamidi, M.Pd.I yang kemudian membuat saya bisa mematahkan fikiran klasik yang dia atas sana. Entah mengapa saya dapat berfikiran bahwa kita juga harus punya Softskill ini, apalagi untuk para Mahasiswa yang mengambil jurusan Fakultas Pendidikan/Tarbiyah... alasan logis mungkin bisa yah kalian baca nanti di bawah sana.... 
Tapi ada alasan Klasiknya juga guys, Memang apabila kita melihat banyaknya lulusan Fakultas Pendidikan hampir semua ingin bercita2 menjadi Guru PNS. Namun Kuota guru PNS apakah sebanding dengan Fresh Graduate kali ini? yah syukur syukur kita jadi guru Honorer dengan mendapat tunjangan, Amin... Namun Apabila kita sudah di bekali softskill ini, kita dapat mengajar sambil mengembangkan kewirausahaan kita, dan dapat tambahan dari softskill tersebut. Yuk guys Simak uraian saya di bawah ini.
*1. Apakah Entrepreneurship itu?

Kewirausahaan(entrepreneurship) secara etimologi berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti : pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Sedangkan Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. pengertian Kewirausahaan adalah suatu sikap atau kemampuan untuk membuat sesuatu yang unik dan baru yang mempunyai nilai dan bisa bermanfaat bagi orang lain ataupun dirinya sendiri. Kewirausahaan merupakan sikap mental & jiwa yang kreatif, aktif, bercipta, berdaya dalam mengembangkan usahanya agar pendapatannya meningkat dari usaha atau kegiatan yang ditekuninya.
Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah enterpenuer, istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Richard Cantillon, seorang ekonom Prancis. Secara historis sudah dikenal sejak  pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja.  Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang. Menurutnya, entrepreneur adalah  agent who buys means of production at certain prices in order to combine them (agen yang membeli alat produksi pada harga tertentu untuk menggabungkan mereka).

*    2. Arti Penting Berwirausaha
     Wirausaha adalah seorang yang mandiri, yaitu orang yang memilki perusahaan sebagai sumber penghasilannya. Dengan perkataan lain ia tidak menggantungkan diri untuk penghasilannya kepada orang lain. Untuk mendirikan perusahaannya ia menghimpun sumber-sumber atau faktorproduksi dan menyusun organisasi perusahaan. Karena tindakan-tindakan itu mempunyai dampak pertama kepada dirinya sendiri, yaitu menciptakan lapangan kerja bagi diri dan penghasilan, kepada masyarakat dan pemerintah, yaitu menciptakan lapangan kerja bagi tenaga kerja yang lain serta penghasilan, mengerjakan sumber-sumber bahan baku yang belum digunakan sehingga menjadi bermanfaat bagi masyarakat, menciptakaan teknologi sehingga menambah akumulasi untuk teknologi yang sudah ada dalam masyarakat, mendorong investasi di bidang-bidang lain, memperluas dasar pajak bagi pemerintah dan meningkatkan citra bagi suatu bangsa, sehingga secara keseluruhan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Dari aspek “Mindset” seorang wirausaha adalah seseorang yang pemikirannya ditujukan untuk mengidentifikasi peluang yang dapat diajadikan suatu usaha yang dapat menghasilkan laba untuk jangka waktu panjang. Peluang-peluang yang dipilih adalah peluang-peluang yang paling memungkinkan menghasilkan keunggulan kompetitif. Pemikirannya diisi dengan gagasan-gagasan yang bersifat inovatif serta keinginan untuk menghasilkan yang paling baik sehingga menciptakan manfaat kepada pembeli/customer dan juga untuk masyarakat, terutama kepada para pemegang kepentingan / Stake Holders. Lebih tinggi nilai/manfaat yang dihasilkan lebih tinggi pula imbalan finansial yang diharapkan.
Dari aspek tindakan/action : seorang wirausaha mengutamakan tindakan “Getting Things Done”. Setelah gagasan/peluang yang dianggap paling baik diidentifikasi, seorang wirausaha akan segera menyusun perangkan organisasi, memobilisasi input-input dan sumber-sumber yang diperlukan untuk mewujudkan usahanya. Tindakannya dibimbing mindset atau naluri kewirausahaan, mengacu kepada effectiveness, baru kemudian efisiensi.
Pengertian kewirausahaan mengandung makna sebagai proses yang bersifat dinamis dan berkelanjutan, merupakan proses kehidupan. Proses tersebut menyangkut :
• Pendirian perusahaan yang dimulai dari tahap inkubasi, start-up, pengembangan, pertumbuhan dan ekspansi.
• Proses pengembangan gagasan yang berkelanjutan.
• Proses peningkatan effectiveness dan efficiency, terutama pemberdayaan sumber daya manusia.

Dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan cara berpikir/mindset, tindakan dan proses, yang mengarah kepada pengidentifikasian peluang, mengorganisir dan mewujudkan peluang menjadi usaha yang mempunyai keunggulan kompetitif melalui suatu proses yang berkelanjutan dan dinamis.
*   3. Manfaat kewirausahaan bagi mahasiswa
1.     Meningkatkan kecakapan dan keterampilan mahasiswa khususnya sense of business sehingga akan tercipta wirausaha-wirausaha muda potensial.
2.     Menumbuhkembangkan wirausaha-wirausaha baru yang berpendidikan tinggi.
3.     Menciptakan unit bisnis baru berbasis IPTEKS.
4.     Membangun jejaring bisnis antara pelaku bisnis wirausaha pemula dengan pengusaha (terutama UKM) yang sudah mapan.
5.      Dengan berwirausaha, mahasiswa bisa langsung mengaplikasikan teori kuliah mereka dan menjadi semakin paham atas apa yang mereka dapat ketika kuliah. Mahasiswa bisa berdiskusi dengan teman-temannya atau meminta konfirmasi kepada dosen terhadap dampak dari teori yang mereka terapkan pada bisnis mereka. Apabila rasa ingin tahu terhadap dampak penerapan teori semakin besar, mahasiswa bahkan bisa melakukan akselerasi dalam mempelajari mata kuliah yang mereka ambil lebih cepat dari yang diberikan di kampus.
6.     Seperti tertera pada keuntungan nomor 1, mahasiswa bisa langsung mengaplikasikan teori kepada bisnis mereka. Bagi mereka yang bisa mengaitkan mata kuliah dengan bisnis yang dijalankan, berwirausaha adalah belajar dan belajar adalah berwirausaha. Bisa dipastikan pada saat ujian atau mengerjakan tugas, mahasiswa yang berwirausaha akan mudah menuliskan contoh kasus karena bisa langsung menuliskan tentang bisnis yang dijalankannya.
7.     Mendapat Mentor yang baik, Yaitu Dosen. Mahasiswa yang berwirausaha tentunya tidak akan dipungut bayaran jika ingin berkonsultasi dengan dosennya sendiri, selama tidak mengganggu tugas utama dosen. Dosen yang menjadi mentorpun sebenarnya bisa mendapatkan manfaat dari kegiatan mentoring bisnis kepada mahasiswa. Dosen bisa menjadikan mentoring bisnis sebagai wahana Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat. Jika dosen jeli, bisnis mahasiswa bahkan bisa dijadikan sebagai sarana investasi. Bisnis mahasiswa yang prospektif bisa saja lebih menguntungkan daripada dana lebih yang dimiliki para dosen (jika ada) cuma “parkir” di tabungan atau skema penyimpanan dana konvensional lain.
8.     Dapat Mengetahui  potensi dan minat sejak dini. Dengan berwirausaha sejak semester awal, mahasiswa memiliki banyak kesempatan untuk memilih dan mencoba bidang dan jenis bisnis yang cocok untuk dijalankan. Bahkan jika ternyata mahasiswa merasa berwirausaha bukanlah pilihan pekerjaan yang sesuai, mereka akhirnya dapat memilih untuk menjadi pegawai dengan tenang. Setidaknya mereka pernah mencoba dan merasakan berwirausaha itu seperti apa.
*   4. Perbedaan Entrepreneurship dengan Technopreneurship

*Dalam segi pengertiannya :
Entrepreneurship merupakan suatu sikap atau kemampuan untuk membuat sesuatu yang unik dan baru yang mempunyai nilai dan bisa bermanfaat bagi orang lain ataupun dirinya sendiri. Kewirausahaan merupakan sikap mental & jiwa yang kreatif, aktif, bercipta, berdaya dalam mengembangkan usahanya agar pendapatannya meningkat dari usaha atau kegiatan yang ditekuninya.
Technopreneurship adalah Inovasi  Berwirausaha  yang mengoptimalkan segenap potensi teknologi yang ada sebagai basis pengembangan bisnis yang dijalankannya.
Perbedaan Entrepreneur dan Teknopreneur

Entrepreneur
Teknopreneur
Motivasi
-Motivasi mendominasi
-Ide dan konsep
-Eksploitasi kesempatan
-Akumulasi kekayaan
-Pola pikir revolusioner
-Kompetisi dan resiko
-sukses dengan teknologi baru
-Finansial, nama harum
Kepemilikan
-saham pengendali
-Maksimalisasi keuntungan
-Penguasaan pasar
-Saham kecil dari kue besar
-Nilai perusahaan terus bertambah
Gaya Manajerial
-Mengikuti pengalaman
-Profesionalisme
-Resiko pada menejeman
-Pengalaman terbatas
-Fleksibel
-Target strategi global
-Inovasi produk berkelanjutan
Kepemimpinan
-Otoritas tinggi
-Kekuatan lobi
-Imbalan untuk kontribusi
-manajemen baru
–Perjuangan kolektif
-Sukses masa depan visioner
-Membagi kemajuan bisnis
-Menghargai kontribusi dan pencapaian
R&D dan Inovasi
-Bukan prioritas utama, kesulitas mendapatkan penelitian
-Mengandalkan franchise, lisensi
-Memimpin dalan riset dan inovasi, IT, biotek global
-Akses ke sumber teknologi
-Bakat sangat tinggi
-Kecepatan peluncuran produk ke pasar
Outsourcing dan Jaringan Kerja
-Penting tapi sulit mendapatkan tenaga ahli
-Kemampuan umum
-Tidak selalu tersedia pada tingkat global
-Pengembangan bersama tim outsourcing
-Banyak penawaran
-Science and technology park
Potensial Pertumbuhan
-Penetrasi nasional cepat, global lambat
-Pemimpin pasar dalam waktu singkat dengan proteksi, monopoli, ologopoli
-Pasar berubah dengan teknologi baru
-Akuisi teknologi baru
-Aliansi global untuk mempertahankan pertumbuhan
Target Pasar
-Penguasaan pasar nasional
-Penetrasi pasar mamakan waktu lama
-Produk baru untuk pelanggan baru
-Pasar global sejak awal
-jaringan science and tech.park
-penekanan time to market, presale dan postsale.
-Mendidik konsumen teknologi baru




 Berikut Data Tabel yang Bisa Kita Pelajari....


Data Pengguna Media >2 Jam/hari menurut Usia Pengguna













Di Desa Waru, Maret 2016 (Responden 143 orang)
































Media
Usia Pengguna (Tahun)













14-17
18-24
25-34
35-49
50+












Televisi
32
33
40
23
15












Koran
8
46
45
34
10












Radio
6
32
30
45
30












Warnet
40
39
34
23
7












Handphone
28
34
34
30
17












Jumlah
114
184
183
155
79
















































Berdasarkan data yang diambil dari 143 Responden dalam penggunaan media selama 2 jam/hari di desa Waru pada bulan Maret 2016 dapat diperoleh Informasi Sebagai berikut


1. Media Televisi lebih banyak di gunakan sebagai media pada usia 18-34 tahun sebanyak 73 Orang.









2. Media Koran penggunaannya di dominasi pada usia 18-34 tahun












3. Pada Media Radio, banyak di gunakan pada usia 18-50 tahun dan terjadi naik turun peminat media Radio








4. Penggunaan Media Warnet banyak di gunakan oleh usia remaja 14-24 tahun dan usia dewasa 25-34 tahun usianya







5. penggunaan Handphone banyak di gunakan dikalangan usia remaja dan dewasa dengan jumlah yang sama yaitu sebesar 34 orang
























Kesimpulan

















Dari analisa data diatas diambil kesimpulan bahwa :














1. Dilihat dari segi usia penggunanya mulai usia 14-34 tahun, media yang banyak di gunakan adalah Warnet.








2. Media Handphone jumlah penggunaannya relatif merata dari usia 14-49 tahun





























Rencana Bisnis

















Dari kesimpulan tersebut, saya berencana akan membuat usaha Warnet yang sekaligus  menyediakan akses WIFI area berbayar bagi pengguna yang
membawa Gadget pribadi mengingat sekarang……….(kebawah)
sudah banyak orang yang menggenggam Handphone (berbasis Android), tablet, dan laptop namun akses internet masih kurang. Dengan membuat WIFI Area,



dapat saya manfaatkan untuk membuat portal OnlineShop yang biaya konsumsi internetnya sebagian kecil diambil dari laba warnet. Rencananya dalam OnlineShop



tersebut saya akan menjadi Reseller Handphone karena mengingat banyaknya jumlah pengguna Handphone di setiap kalangan usia dan setiap masa




Tipe, dan Fitur HP selalu berkembang lebih canggih, sehingga mengundang orang untuk memperbaharui HP mereka, tidak dapat di pungkiri inilah sifat Konsumtif



orang indonesia yang dapat di jadikan lahan bisnis.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar