Minggu, 29 Mei 2016

Secercah Tugas Entrepreneurship



Tugas Individual Mata Kuliah  Entrepreneurship Semester II
Nama                          : Nuni Pratiwi


Kelas                            : PAI/II/F



NIM                              : 15115741


Dosen Pengampu       : Agus Salim Chamidi, M.Pd.I







*1. Apakah Entrepreneurship itu?

Kewirausahaan(entrepreneurship) secara etimologi berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti : pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Sedangkan Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. pengertian Kewirausahaan adalah suatu sikap atau kemampuan untuk membuat sesuatu yang unik dan baru yang mempunyai nilai dan bisa bermanfaat bagi orang lain ataupun dirinya sendiri. Kewirausahaan merupakan sikap mental & jiwa yang kreatif, aktif, bercipta, berdaya dalam mengembangkan usahanya agar pendapatannya meningkat dari usaha atau kegiatan yang ditekuninya.
Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah enterpenuer, istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Richard Cantillon, seorang ekonom Prancis. Secara historis sudah dikenal sejak  pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja.  Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang. Menurutnya, entrepreneur adalah  agent who buys means of production at certain prices in order to combine them (agen yang membeli alat produksi pada harga tertentu untuk menggabungkan mereka).

*    2. Arti Penting Berwirausaha
     Wirausaha adalah seorang yang mandiri, yaitu orang yang memilki perusahaan sebagai sumber penghasilannya. Dengan perkataan lain ia tidak menggantungkan diri untuk penghasilannya kepada orang lain. Untuk mendirikan perusahaannya ia menghimpun sumber-sumber atau faktorproduksi dan menyusun organisasi perusahaan. Karena tindakan-tindakan itu mempunyai dampak pertama kepada dirinya sendiri, yaitu menciptakan lapangan kerja bagi diri dan penghasilan, kepada masyarakat dan pemerintah, yaitu menciptakan lapangan kerja bagi tenaga kerja yang lain serta penghasilan, mengerjakan sumber-sumber bahan baku yang belum digunakan sehingga menjadi bermanfaat bagi masyarakat, menciptakaan teknologi sehingga menambah akumulasi untuk teknologi yang sudah ada dalam masyarakat, mendorong investasi di bidang-bidang lain, memperluas dasar pajak bagi pemerintah dan meningkatkan citra bagi suatu bangsa, sehingga secara keseluruhan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Dari aspek “Mindset” seorang wirausaha adalah seseorang yang pemikirannya ditujukan untuk mengidentifikasi peluang yang dapat diajadikan suatu usaha yang dapat menghasilkan laba untuk jangka waktu panjang. Peluang-peluang yang dipilih adalah peluang-peluang yang paling memungkinkan menghasilkan keunggulan kompetitif. Pemikirannya diisi dengan gagasan-gagasan yang bersifat inovatif serta keinginan untuk menghasilkan yang paling baik sehingga menciptakan manfaat kepada pembeli/customer dan juga untuk masyarakat, terutama kepada para pemegang kepentingan / Stake Holders. Lebih tinggi nilai/manfaat yang dihasilkan lebih tinggi pula imbalan finansial yang diharapkan.
Dari aspek tindakan/action : seorang wirausaha mengutamakan tindakan “Getting Things Done”. Setelah gagasan/peluang yang dianggap paling baik diidentifikasi, seorang wirausaha akan segera menyusun perangkan organisasi, memobilisasi input-input dan sumber-sumber yang diperlukan untuk mewujudkan usahanya. Tindakannya dibimbing mindset atau naluri kewirausahaan, mengacu kepada effectiveness, baru kemudian efisiensi.
Pengertian kewirausahaan mengandung makna sebagai proses yang bersifat dinamis dan berkelanjutan, merupakan proses kehidupan. Proses tersebut menyangkut :
• Pendirian perusahaan yang dimulai dari tahap inkubasi, start-up, pengembangan, pertumbuhan dan ekspansi.
• Proses pengembangan gagasan yang berkelanjutan.
• Proses peningkatan effectiveness dan efficiency, terutama pemberdayaan sumber daya manusia.

Dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan cara berpikir/mindset, tindakan dan proses, yang mengarah kepada pengidentifikasian peluang, mengorganisir dan mewujudkan peluang menjadi usaha yang mempunyai keunggulan kompetitif melalui suatu proses yang berkelanjutan dan dinamis.
*   3. Manfaat kewirausahaan bagi mahasiswa
1.     Meningkatkan kecakapan dan keterampilan mahasiswa khususnya sense of business sehingga akan tercipta wirausaha-wirausaha muda potensial.
2.     Menumbuhkembangkan wirausaha-wirausaha baru yang berpendidikan tinggi.
3.     Menciptakan unit bisnis baru berbasis IPTEKS.
4.     Membangun jejaring bisnis antara pelaku bisnis wirausaha pemula dengan pengusaha (terutama UKM) yang sudah mapan.
5.      Dengan berwirausaha, mahasiswa bisa langsung mengaplikasikan teori kuliah mereka dan menjadi semakin paham atas apa yang mereka dapat ketika kuliah. Mahasiswa bisa berdiskusi dengan teman-temannya atau meminta konfirmasi kepada dosen terhadap dampak dari teori yang mereka terapkan pada bisnis mereka. Apabila rasa ingin tahu terhadap dampak penerapan teori semakin besar, mahasiswa bahkan bisa melakukan akselerasi dalam mempelajari mata kuliah yang mereka ambil lebih cepat dari yang diberikan di kampus.
6.     Seperti tertera pada keuntungan nomor 1, mahasiswa bisa langsung mengaplikasikan teori kepada bisnis mereka. Bagi mereka yang bisa mengaitkan mata kuliah dengan bisnis yang dijalankan, berwirausaha adalah belajar dan belajar adalah berwirausaha. Bisa dipastikan pada saat ujian atau mengerjakan tugas, mahasiswa yang berwirausaha akan mudah menuliskan contoh kasus karena bisa langsung menuliskan tentang bisnis yang dijalankannya.
7.     Mendapat Mentor yang baik, Yaitu Dosen. Mahasiswa yang berwirausaha tentunya tidak akan dipungut bayaran jika ingin berkonsultasi dengan dosennya sendiri, selama tidak mengganggu tugas utama dosen. Dosen yang menjadi mentorpun sebenarnya bisa mendapatkan manfaat dari kegiatan mentoring bisnis kepada mahasiswa. Dosen bisa menjadikan mentoring bisnis sebagai wahana Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat. Jika dosen jeli, bisnis mahasiswa bahkan bisa dijadikan sebagai sarana investasi. Bisnis mahasiswa yang prospektif bisa saja lebih menguntungkan daripada dana lebih yang dimiliki para dosen (jika ada) cuma “parkir” di tabungan atau skema penyimpanan dana konvensional lain.
8.     Dapat Mengetahui  potensi dan minat sejak dini. Dengan berwirausaha sejak semester awal, mahasiswa memiliki banyak kesempatan untuk memilih dan mencoba bidang dan jenis bisnis yang cocok untuk dijalankan. Bahkan jika ternyata mahasiswa merasa berwirausaha bukanlah pilihan pekerjaan yang sesuai, mereka akhirnya dapat memilih untuk menjadi pegawai dengan tenang. Setidaknya mereka pernah mencoba dan merasakan berwirausaha itu seperti apa.
*   4. Perbedaan Entrepreneurship dengan Technopreneurship

*Dalam segi pengertiannya :
Entrepreneurship merupakan suatu sikap atau kemampuan untuk membuat sesuatu yang unik dan baru yang mempunyai nilai dan bisa bermanfaat bagi orang lain ataupun dirinya sendiri. Kewirausahaan merupakan sikap mental & jiwa yang kreatif, aktif, bercipta, berdaya dalam mengembangkan usahanya agar pendapatannya meningkat dari usaha atau kegiatan yang ditekuninya.
Technopreneurship adalah Inovasi  Berwirausaha  yang mengoptimalkan segenap potensi teknologi yang ada sebagai basis pengembangan bisnis yang dijalankannya.
Perbedaan Entrepreneur dan Teknopreneur

Entrepreneur
Teknopreneur
Motivasi
-Motivasi mendominasi
-Ide dan konsep
-Eksploitasi kesempatan
-Akumulasi kekayaan
-Pola pikir revolusioner
-Kompetisi dan resiko
-sukses dengan teknologi baru
-Finansial, nama harum
Kepemilikan
-saham pengendali
-Maksimalisasi keuntungan
-Penguasaan pasar
-Saham kecil dari kue besar
-Nilai perusahaan terus bertambah
Gaya Manajerial
-Mengikuti pengalaman
-Profesionalisme
-Resiko pada menejeman
-Pengalaman terbatas
-Fleksibel
-Target strategi global
-Inovasi produk berkelanjutan
Kepemimpinan
-Otoritas tinggi
-Kekuatan lobi
-Imbalan untuk kontribusi
-manajemen baru
–Perjuangan kolektif
-Sukses masa depan visioner
-Membagi kemajuan bisnis
-Menghargai kontribusi dan pencapaian
R&D dan Inovasi
-Bukan prioritas utama, kesulitas mendapatkan penelitian
-Mengandalkan franchise, lisensi
-Memimpin dalan riset dan inovasi, IT, biotek global
-Akses ke sumber teknologi
-Bakat sangat tinggi
-Kecepatan peluncuran produk ke pasar
Outsourcing dan Jaringan Kerja
-Penting tapi sulit mendapatkan tenaga ahli
-Kemampuan umum
-Tidak selalu tersedia pada tingkat global
-Pengembangan bersama tim outsourcing
-Banyak penawaran
-Science and technology park
Potensial Pertumbuhan
-Penetrasi nasional cepat, global lambat
-Pemimpin pasar dalam waktu singkat dengan proteksi, monopoli, ologopoli
-Pasar berubah dengan teknologi baru
-Akuisi teknologi baru
-Aliansi global untuk mempertahankan pertumbuhan
Target Pasar
-Penguasaan pasar nasional
-Penetrasi pasar mamakan waktu lama
-Produk baru untuk pelanggan baru
-Pasar global sejak awal
-jaringan science and tech.park
-penekanan time to market, presale dan postsale.
-Mendidik konsumen teknologi baru

Jumat, 13 Mei 2016

MEMILIH HIDUP YANG TERARAH



MEMILIH HIDUP YANG TERARAH

ANDY ISKANDAR

@iskandar-andy iskandar andy@gmail.com

Judul     : International Living
Penulis  : John C. Maxwell
Penerbit: Center Street Books, 2015
Tebal    : 271 halaman

 John Maxwell adalah penulis produktif. Hampir setiap tahun, satu atau dua buku karyanya  hadir di toko buku. Saya pernah mendengar dari salah satu audionya. Rahasia dia bisa begitu produktif menghasilkan buku best seller karena dia membaca buku dan menulis setiap hari. Tidak ada alasan, apakah hari libur, hari ulangtahun, atau hari apa pun, setiap hari dia membaca dan menulis. Dengan sikap dan disiplin seperti itu, tidak mengherankan Maxwell  sangat produktif dalam menghasilkan buku-buku berkualitas. Suatu gaya hidup yang diarahkan oleh tujuan.  
Apa cerita dari hidup Anda? Buku ini dimulai dengan pertanyaan tersebut. Karena, hidup kita memang  mirip cerita dengan kita sebagai tokoh utamanya. Cerita dimulai pada saat kita lahir dan berakhir pada saat kita tiada. Maxwell mangatakan bahwa sebenarnya apa pun cerita hidup kita, kita semua ingin memiliki hidup yang berguna. Memiliki cerita hidup yang signifikan. Lalu, bagaimana caranya agar kita memiliki hidup yang berguna? Dengan memiliki hidup yang terarah setiap hari. Hidup yang terarah artinya setiap hari kita memiliki rencana yang mau kita lakukan dan mengubah rencana tersebut menjadi tindakan.
Ada empat langkah agar memiliki hidup yang terarah. Pertama, taruh diri kita disetiap cerita hidup kita. Kita perlu menemukan tujuan kita, the why , dan mulai melangkah untuk mencapainya. Apa pun kekurangan dan hambatan yang kita miliki saat ini jangan biarkan hal tersebut menghalangi kita untuk memulai cerita hidup yang terbaik bagi hidup kita.  Diri kita adalah sang jagoan dalam cerita hidup kita sendiri.
Kedua, taruh signifikansi di dalam cerita kita. Untuk memasukan signifikansi dlm cerita kita, kita perlu melakukan hal-hal di luar zona nyaman kita dan melakukan action. Zona nyaman sering menghalangi untuk melakukan berbagai perubahan yang diperlukan dalam hidup karena kita tidak mau repot dan tidak mau menghadapi beragam kesulitan yang akan muncul. Ketakutan dan kekhawatiran adalah penghalang utama untuk melakukan tindakan sehingga kita terus menunggu dan menunggu waktu yang ideal. Ketika keluar dari zona nyaman dan mulai melakukan aksi, mungkin awalnya cerita hidup kita belum baik , tetapi hati kita akan bernyanyi karena sudah melakukan tindakan yang signifikan.
Ketiga, taruh kekuatan kita di dalam cerita kita. Gunakan kekuatan yang sudah diberikan Tuhan dalam diri kita untuk menulis cerita hidup kita. Ada tiga pertanyaan untuk mengenali kekuatan dalam diri kita. Apa bakat yang kita miliki? Apa hal yang kita sukai? Apakah kita memiliki sumber daya sebagai alat bantu kita? Dengan menjawab ketiga pertanyaan tersebut , kita akan memiliki kekuatan sebagai dasar dari cerita hidup kita.
Keempat, berhenti mencoba dan mulai melakukan. Apakah Anda sering berkata , “Saya akan mencoba yang terbaik.” Itu adalah sikap mencoba yang artinya , “Saya akan bekerja dengan sikap yang benar dan saya akan melakukan tugas tersebut, tetapi saya tidak bertanggung jawab atas hasilnya.” Mencoba bukanlah komitmen yang sesungguhnya. Ubah sikap mencoba dengan sikap melakukan. Ada kekuatan dari kata melakukan. Ketika kita melakukan, “Saya akan melakukannya,” kita akan melepaskan suatu kekuatan. Melakukan akan membantu kita untuk menghidupi cerita hidup kita dengan terarah.
Buku ini terbagi dalam empat bagian besar dan masing-masing terdiri dari dua bab, kemudian, ada dua bab di awal sebagai bab pendahuluan yaitu hidup kita dapat menjadi cerita yang hebat dan mengapa maksud baik tidaklah cukup.
Ada tiga pertanyaan yang memang diajukan untuk menemukan tujuan hidup kita. Pertama, apa yang kita tangisi? (hal-hal yang mengganggu kita, apa yang membuat kita marah, apa yang membuat kita tidak nyaman sehingga kita termotivasi untuk bertindak dan menyelesaikan hal tersebut). Kedua, apa yang kita nyanyikan? (apa yang membuat kita senang, apa yang membuat kita melompat puas). Ketiga, apa yang kita mimpikan? Pertanyaan ini muncul setelah kita dapat menjawab kedua pertanyaan sebelumnya. Pertanyaan ini merupakn pertanyaan lanjutan yang membawa pada berbagai kemungkinan. Pertanyaan diawali dengan “bagaimana jika”. Bagaimana jika kita bisa melakukan apapun yang kita inginkan untuk membuat dunia ini lebih baik? Bagaimana jika kita bisa membuat perbedaan dalam skala yang lebih besar?
Bagian kedua, melakukan sesuatu yang membuat perbedaan. Yakni, bagaimana orang lain lebih dulu memberikan nilai kepada orang lain melalui sweet sport kita. Bagian ini juga membahas pengelompokkan manusia dalam tiga tipe area. Yaitu area Survival, success, dan significance. Tipe survival adalah ketika kita menjalani kehidupan ini sekedar untuk dapat bertahan hidup dengan mengalahkan kehidupan sehari-hari. Tipe success adalah ketika kita sudah mampu memenuhi standar hidup kita, bahkan berlebih, tetapi masih semata-mata untuk diri kita sendiri. Tipe significance adalah ketika kita sudah mulai memikirkan kepentingan orang lain dan membantu kehidupan orang tersebut, bukan hanya memikirkan kebutuhan hidup kita.
Bagian ketiga, bersama orang lain untuk membuat perbedaan. Yakni, berkoneksi dan bermitra dengan orang-orang yang memiliki pemikiran dan nilai-nilai yang sama. Sehebat apapun kita, tak mungkin kita dapat mencapai hal-hal besar seorang diri. Di butuhkan orang lain untuk membantu kita mencapai mimpi besar itu. Jika kita memiliki mimpi yang jelas, orang-orang yang memiliki pemikiran dan nilai yang sama akan datang dengan sendirinya kepada kita.
Bagian keempat, menentukan waktu untuk membuat perbedaan. Bagian ini mengulas tentang kehidupan dengan mengantisipasi dan memunculkan rasa mendesak untuk merebut kesempatan membuat signifikansi. Kesibukan memang kerap membuat kita lupa melakukan hal-hal yang berdampak bagi hidup orang lain, padahal seiring kesempatan itu sudah ada di hadapan kita. Adakah waktu yang ideal untuk membuat perbedaan? Mungkin tidak akan pernah ada. Adakah waktu yang benar? Ya, saat ini, ketika ada ksempatan untuk itu. Karena itu, dibutuhkan kesadaran proaktif untuk melihat kesempatan itu dan memunculkan rasa mendesak untuk tidak melewatkannya saat itu juga.
Buku ini ditutup dengan bab mengenai: tuturkan kepada orang lain, cerita hidup kita. Tentu, tujuan kita menentukan cerita kita kepada orang lain bukan untuk menyombongkan diri, melainkan memberikan pencerahan bahwa kita perlu memiliki hidup yang signifikan. Dan, cerita yang terbaik adalah cerita yang tidak perlu diceritakan melalui kata-kata kita, tetapi melalui dampak nyata yang dihasilkan dampak hidup kita.
John Maxell dikenal sebagai ahli kepemimpinan dan komunikasi. Sebagian besar buku-bukunya juga membahas kedua hal tersebut. Namun, bukunya kali ini lebih banyak berisi mengenai pengalamannya dalam kehidupan. Dia berumur 68 tahun ketika menulis buku ini dan dampak kehidupannya telah mengubah jutaan orang di seluruh dunia melalui buku ataupun program-program kepemimpinan yang dia miliki. Hidupnya merupakan hidup yang signifikan. Melalui buku ini, dia ingin menceritakan bahwa hidup signifikan yang dia miliki adalah hasil dari hidup yang diarahkan setiap harinya oleh tujuan hidup dan kekuatan yang dia miliki.
Maxwell telah memiliki cerita hidup yang signifikan dan dia telah membagikan semua rahasianya dalam buku ini. Saatnya kita memulai cerita hidup kita sendiri sehingga diakhir hidup kita nanti, kita akan disebut oleh orang lain bahwa kita pun telah memiliki hidup yang signifikan. Ada kutipan bagus dari Maxwell “Sukses adalah ketika kita menambahkan nilai untuk diri kita sendiri, signifikan adalah ketika kita menambahkan nilai untuk orang lain.”
Apa cerita dari hidup Anda?